A.
Umum
1.
Dasadarma adalah ketentuan moral untuk setiap
anggota Gerakan Pramuka sehingga merupakan suatu tuntunan sikap dan laku yang
berisi nilai-nilai yang harus menjadi
tolak ukur manusia yang diidamkan.
2.
Bagi anggota Gerakan Pramuka yang tidak
mematuhinya akan menimbulkan rasa kurang dan salah sehingga dalam dirinya
timbul kesadaran bahwa ia melanggar sesuatu, meskipun tidak diatur dengan
ketentuan-ketentuan sanksi.
3.
Dalam suatu proses belajar, seseorang akan
menerima pengertian mengembangkan otoidentifikasi (tahu diri pribadi) dan
melaksanakan ototransformasi (mengembangkan diri pribadi). Sejak awal, proses
ini dimantapkan dengan mengulang-ulang tuntunan melalui bimbingan dan teladan
dari orang dewasa, Dari niat meniru ke tingkat
identifikasi sampai tingkat pemillihan itu, anak didik memerlukan dan
mencari penuntun.
4.
Usaha pendidikan dalam Gerakan Pramuka akan
lebih bertepat guna apabila anak didik memperoleh tuntunan, teladan , dan
personifikasi identifikasi (tokoh yang diidamkan) dari lingkungannya,
lingkungan yang palling baik dan dekat adalah pembinanya, kemudian andalannya.
5.
Karena itu Dasadarma Pramuka Indonesia juga
harus dihayati dan diamalkan oleh orang dewasa, Pembina, dan andalan. Untuk
Pramuka Penggalang, Dasadarma perlu dijabarkan, dijelaskan, dan diallihkan
dalam bentuk yang sederhana. Untuk Pramuka Penegak/Pandega dan orang dewasa,
perlu terus-menerus ditanamkan melalui pemikiran dan pengertian yang lebih
mendalam.
B.
Pokok-pokok Pengertian
1.
Dasadarma adalah ketentuan moral. Karena itu,
Dasadarma memuat pokok-pokok moral yang harus ditanamkan kepada anggota Pramuka
agar mereka dapat berkembang menjadi manusia berwatak, warga Negara Republik
Indonesia yang setia, dan sekaligus mampu menghargai dan mencintai sesama
manusia dan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Republlik Indonesia adalah Negara hukum yang
berdasarkan falsafah Pancasila, Karena itu, rumusan Dasadarma Pramuka berisi
penjabaran dari Pancasila dalam kehidupannya sehari-hari.
3.
Dasadarma yang berarti sepuluh tuntunan
tingkah laku adalah sarana untuk melaksanakan satya (janji, ikrar, ungkapan
kata hati). Dengan demikian, maka Dasadarma Pramuka pertama-tama adalah
ketentuan pengamalan dari Trisatya dan kemudian dilengkapi dengan nilai-nilai
luhur yang bermanfaat dalam tata kehidupan.
C.
Penjelasan masing-masing Darma
1.
Darma pertama: Takwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa
a.
Pendahuluan
Apa
yang tercantum di dalam Trisatya tentang
menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan yang terdapat dalam Dasadarma pertama
sudah harus sedikit dibedakan bahwa:
Di dalam
Trisatya, ungkapan itu merupakan janji (ikrar) seseorang yang diresapkan dalam
hati atau dirinya sedangkan yang ada di
dalam Dasadarma pertama adalah perwujudannya secara kongret dalam tingkah laku
ataupun sikapnya,
Atau dengan
kata lain yang ada di dalam Trisatya itu merupakan sesuatu yang ada di dalam
batin dan yang terdapat di dalam darma adalah yang tampak lahiriah. Oleh karena
itu yang terdapat di dalam Dasadarma bukanlah suatu pengulangan, tetapi
penekan Pengertian
1)
Takwa
a.
Pengertian takwa adalah bermacam-macam,
antara lain: bertahan, luhur, berbakti,
mengerjakan yang utama dan meninggalakan yang tercela, hati-hati,
terpelihara, dan lain-lain.
b.
Pada hakekatnya takwa adalah usaha dan
kegiatan seseorang yang sangat utama dalam perkembangan hidupnya. Bagi bangsa
Indonesia yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang menjadi tujuan hidupnya adalah
keselamatan, perdamaian, persatuan dan kesatuan baik didunia maupun dikhirat,
Tujuan hidup ini hanya dapat dicapai semata-mata dengan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, yaitu:
1)
Bertahan terhadap godan-godan hidup, berkubu
dan berperisai untuk memelihara diri dari dorongan hawa nafsu.
2)
Taat melaksanakan ajaran-ajaran Tuhan,
mengerjakan yang baik dan berguna serta menjauhi segala yang buruk dan yang
tidak berguna bagi dirinya maupun bagi masyarakat serta seluruh umat manusia.
3)
Mengembalikan, menyerahkan kepada Tuhan
segala darma bakti dan amal usahanya untuk mendapatkan penilaian; sebagaimana
Tuhan menghendaki sikap ini merupakan sikap seseorang kepada pribadi lain yang
dianggap mengatasi dirinya, bahkan mengatasi segala-galanya, sehingga seseorang
menyatakan hormat dan baktinya, serta memuji, meluhurkan dan lain-lain terhadap
pribadi lain yang dianggap Mahaagung itu,
2)
Tuhan
Di sini
kita dapat mencoba memahami pengertian kita tentang Tuhan baik berpangkal dari
kemanusiaan yang antara lain dianugerahi akal budi, maupun dari wahyu Tuhan
sendiri yang terdapat dalam kitab suci yang diturunkan kepada kita melalui para
Nabi/ Rosul.
a)
Dari segi kemanusiaan (akal budi), Tuhan
adalah zat yang ada secara mutlak yang ada dengan. Zat yang menjadi sumber atau
sebab adanya segala sesuatu di dalam alam semesta (couse prima atau sebab
pertama).
Karena itu, Dia tidak dapat disamakan
atau dibandingkan dengan apa saja yang ada. Dia mengatasi, melewati, dan
menembus segala-galanya.
b)
Dari wahyu Tuhan sendiri yang dianugerahkan
kepada kita melalui firman atau sabdaNya di dalam Kitab suci, kita dapat
mengetahui bahwa Dia adalah pencipta Yang Maha Kuasa, Maha Murah, lagi Maha
Penyayang Tuhan menjadikan alam semesta termasuk manusia tanpa mengambil suatu bahan
atau menggunakan alat. Hanya karena firman-Nya, alam semesta ini menjadi ada.
Yang semula tidak ada menjadi ada, dari tingkat yang paling rendah sampai
tingkat yang paling tinggi dan luhur. Dari yang tiada bernyawa kepada yang
bernyawa dan berjiwa, Dari hasil karya Tuhan itu, kita dapat mengenal segala
macam sifat Tuhan yang melebihi dan mengatasi apa yang terdapat di dalam alam
semesta ini, terutama dari wahyu Tuhan sendiri. Kita juga dapat memahami
kegaiban Tuhan. Oleh karena itu, kita tidak dapat membandingkan zat kodrat
sifat Ilahi dengan yang ada dalam ala mini. Hal ini juga termasuk dengan sifat
Tuhan Yang Maha Esa. Namun sebagai insan
manusia, kita akan berusaha memahami apa arti Esa pada Tuhan itu.
c)
Esa= satu/tunggal.
Maksudnya
bukanlah “satu” yang dapat dihitung. Satu yang dapat dihitung adalah satu yang
dapat dibagi atau dibanding-bandingkan. Maka, satu atau Esa pada Tuhan adalah
mutlak. Satu/tunggal yang tidak dapat dibagi-bagi dan dibandingkan.
“Tiada
Tuhan selain Allah”.
3)
Berbicara
tentang pengertian takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa tidak dapat
dipisahkan dari pengertian moral, budi pekerti, dan akhlak.
Moral, budi
pekerti atau akhlak adalah sikap yang digerakan oleh jiwa yang menimbulkan
tindakan dan perbuatan manusia terhadap Tuhan, terhadap sesama manusia, sesama
makhluk, dan terhadap diri sendiri. Akhlak terhadap Tuhan Yang Maha Esa
meliputi cinta, takut, harap, syukur,
taubat, ikhlas terhadap Tuhan, mencintai atau membenci karna Tuhan. Akhlak terhadap
Tuhan Yang Maha Esa mengandung unsur-unsur takwa, berimankepada Tuhan Yang Maha
Esa, dan berbudi pekerti yang luhur.
Akhlak
terhadap sesama manusia atau terhadap masyarakat mencakup berbakti kepada orang
tua, hubungan baik antara sesama, malu, jujur, ramah, tolong menolong, harga
menghargai, memberi maaf, memelihara kekeluargaan, dan lain-lainnya. Akhalak
terhadap sesama manusia mengandung unsur hubungan kemanusian mengandung unsur
hubungan kemanusiaan yang baik akhlak
terhadap sesama makhluk Tuhan yang hidup ataupun benda mati mencakup belas
kasih, suka memelihara, beradab, dan sebagainya,
Akhlak terhadap sesama
makhluk Tuhan mengandung unsur peri
kemanusiaan.
Akhlak terhadap
diri sendiri meliputi: memelihara harga diri, berani membela hak, rajin
tanggungjawab, menjauhkan diri dari takabur, sifat-sifat bermuka dua sifat
pengecut, dengki, loba, tamak, lekas putus asa, dan sebagainya.
Akhlak terhadap
diri sendiri mengandung unsur budi pekerti yang luhur, berani mawas diri, dan
mampu menyesuaikan diri.
b.
Pelaksanaan
1)
Sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka yang
mengarahkan anak didik menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur,
dan juga karena falsafah hidup bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila, maka
sudah seharusnyalah iman kepada Tuhan dari masing-masing anak didik itu
diperdalam dan diperkuat.iman anak didik kepada Tuhan itu belum cukup kalau
hanya kita berikan pengajaran lisan/tertullis tanpa ada perwujudan kongkret
dalam tingkah laku kehidupan anak didik.
Maka, apa
yang diimani dari agama dan kepercayaan tentang Tuhan haruslah dijabarkan dalam
sikap hidupnya yang nyata dan dapat dirasakan
oleh lingkungannya, karena itu
akan terdapat kepincangan apabila Gerakan
Pramuka hanya dapat mengemukakan ajaran tentang takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa ini, tetapi kurang memberikan bimbingan dan kesempatan kepada peserta
didik untuk melaksanakan darmanya yang pertama ini. Untuk mewujudkan cita-cita
Gerakan Pramuka, dalam hal ini banyak
cara dan metode yang dapat dilaksanakan, sesuai dengan tingkat umur dan kemampuan
anak didik dan kepercayaan masing-masing.
Cara atau
metode dapat berlainan, tetapi tujuannya kiranya hanya satu, ialah terciptanya
manusia Indonesia yang utuh dan sempurna (Pancasilais).
Segala
macam ketentuan moral/kebaikan yang tersimpan dalam ajaran agama (seperti
tertera dalam darma-darma yang berikut)seharusnyalah dikembangkan dalam sikap
hidup anak didik. Darma-darma itu merupakan bentuk-bentuk perwujudan kongret
dari takwanya kepada Tuhan di samping doa, sembahyang, dan bentuk peribadatan
lain.
Sebagai
Contoh.
Sikap cinta dan
kasih sayang, setia, patuh, adil, jujur, suci,dan lain-lain adalah merupakan
pengejawantahan dan perwujudan dari ketakwaan seseorang kepada Tuhan. Sulit
untuk mengatakan bahwa sebenarnya tidak jujur orang mengarahkan dia itu takwa
kepada Tuhan, tetapi dalam hidupnya dia bertindak dan bersikap membenci,
curang, tidak adil, dan sebagainya terhadap sesamanya.
2)
Maka dari itu, dalam prakteknya, mengembangan
ketakwaan kepada Tuhan dapat dilaksanakan dalam segala kegiatan kepramukaan
mulai dari bermain sampai kepada bekerja sama dan hidup bersama.
Dalam
kegiatan permainan, kita sudah dapat menamkan sifat-sifat jujur, patuh, setia
dan tabah.
Kalau anak
sudah dibiasakan bermaian seperti itu, maka dia akan berkembang menjadi pribadi
yang baik, berwatak luhur dan berkepribadian.
Akhirnya,
akan berguna bagi sesama manusia, masyarakat, bangsa dan negaranya. Semua ini tiada lain didasarkan
pada takwanya kepada Tuhan.
3)
Menuntun anak untuk melaksanakan ibadah,
4)
Menyelenggarakan peringatan-peringatan hari
besar agama.
5)
Menghormati orang beragama lain.
6)
Menyelenggarakan ceramah keagamaan.
7)
Menghormati orang tua.
2.
Darma kedua: Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
a. Pengertian
1)
Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan seluruh
alam semesta yang terdiri dari manusia, binatang, tumbuhan-tumbuhan, dan
benda-benda alam.
Bumi, alam,
hewan, dan tumbuh-tumbuhan tersebut diciptakan Allah bagi kesejahteraan
manusia.Karena itu, sudah selayaknya pemberian Allah ini dikelola,
dimanfaatkan, dan dibangun.
Sebagai
makhluk Tuhan yang lengkap dengan akal budi, rasa, karsa dan karya, serta
dengan kelima indra manusia patut mengetahui makna seluruh ciptaana-NYa.
Wajar dan
pantaslah Pramuka, secara alamiah, melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya
(benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan), kasih sayang kepada sesama manusia
dan sesama hidup serta menjaga kelestariannya.
Kelestarian
benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan perlu dijaga dan dipelihara karena hutan
tanah, pantai, fauna, dan flora serta
laut merupakan sumber alam yang perlu dikembangan untuk menunjang kehidupan
generasi kini dan dipelihara kelestariannya untuk kehidupan generasi mendatang.
Di samping
itu, sebagai Negara kepulauan pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan yang
sekaligus memelihara kelestarian sumber alam ini dengan menanggulangi
pencemaran laut, perawatan hutan, hutan bakau dan hutan payau, serta
pengembangan budi daya laut menduduki tempat yang penting pula.
2)
Yang dimaksud dengan cinta dan kasih sayang
apabila manusia dapat ikut merasakan suka dan derita alam sekitarnya khususnya
manusia. Kelompok-kelompok manusia ini merupakan bangsa-bangsa dari Negara yang
terdapat di dunia ini. Bila kita ingin dan mau mengerti dan bergaul dengan
bangsa lain maka rasa kasih sayanglah yang dapat mendekatkan kita dengan siapa
pun. Dengan demikian, akan terciptalah perdamaian dan persahabatan antar
manusia maupun antar bangsa.
Khususnya
sebagai seorang Pramuka menganggap Pramuka lainnya baik dan Indonesia maupun
dari bangsa lain sebagai saudaranya karena masing-masing mempunyai satya dan
darma sebagai ketentuan moral. Pramuka Indonesia yang bertujuan menjadi manusia
yang berkepribadian dan berwatak luhur sudah sepantasnyalah jika ia berusaha
meninggalkan watak yang dapat menjauhkan ia dengan ciptaan Tuhan lainnya dengan
memiliki sifat-sifat yang penuh rasa cinta dan kasih sayang.
3)
Darma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan
sila kedua dari Pancasila
b. Pelaksanaan
dalam hidup sehari-hari.
1)
Membawa peserta didik kealam bebas kebun raya agar mengetahui dan
mengenal berbagai jenis tumbuh-tumbuhan, Anjurkanlah kepada mereka memelihara
tanaman di rumah masing-masing. Hal ini dapat dijadikan persyaratan untuk
mencapai tanda kecakapan khusus.
2)
Begitu pula halnya sikap kita terhadap binatang, perkenalkan peserta
didik dengan sifat masing-masing jenis binatang untuk mengetahui manfaatnya.
Anjurkan juga memelihara dengan baik binatang yang mereka miliki.
3)
Kasih sayang sesama manusia tidak lepas dari
perwuju dan kerendahan diri manusia sebagai makhluk terhadap keagungan
pencipta-Nya. Ketakwaan kita kepada Tuhan Yang Mahaesa wajib dihayati sepanjang
hidup. Di samping itu, perlu membangun
watak utama antara lain, tidak mementingkan diri pribadi, menghargai orang lain
meskipun tidak sebangsa dan seagama. Demikian pula, bersaudara dengan Pramuka
sedunia.
4)
Siapa pun yang kita kenal dan kita dekati
lambat-laun akan timbul rasa cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Rasa
inilah yang dapat menggugah rasa dekat dengan Alkhalik, karena tidak terhalang
oleh rasa benci, marah dan sifat-sifat yang tidak terpuji, dengan demikian,
kita menyadari keagungan Tuhan Yang Mahaesa.
3.
Darma Ketiga : Patriot yang
sopan dan ksatria
a.
Pengertian
1)
Patriot berarti putra tanah air, sebagai
seorang warga Negara Republik Indonesia, seorang Pramuka adalah putra yang
baik, berbakti, setia dan siap siaga membela tanah airnya.
2)
Sopan adalah tingkah laku yang halus dan
menghormati orang lain. Orang yang sopan bersikap ramah tamah dan bersahabat
bukan pembenci dan selalu disukai orang lain.
3)
Ksatria adalah orang yang gagah berani dan
jujur. Ksatria juga mengandung arti kepahlawanan, sifat gagah berani dan jujur.
Jadi, kata ksatria mengandung makna keberanian, kejujuran, dan kepahlawanan.
4)
Seorang Pramuka yang mematuhi darma ini,
bersama-sama dengan warga Negara yang lain mempunyai satu kata hati dan satu
sikap mempertahankan tanah airnya, menjunjung tinggi martabat bangsanya.
5) Darma ini adalah
tuntunan untuk mengamalkan sila ketiga dari Pancasila
b. Pelaksanaan
dalam Hidup Sehari-hari
1)
Membiasakan dan mendorong anggota Pramuka
untuk:
a)
menghormati dan memahami serta menghayati
lambang Negara, bendera sang Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
b)
mengenal
nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia seperti kekeluargaan, gotong-royong, ramah tamah, religious, dan
lain-lain.
c)
Mencintai bahasa, seni budaya, dan sejarah
Indonesia.
d)
Mengerti, menghayati, mengamalkan dan
mengamankan Pancasila.
2)
Mengenal adat-istiadat suku-suku bangsa di
Indonesia.
3)
Mengutamakan kepentingan umum dari pada
kepentingan diri pribadi. Selalu membantu dan membela yang lemah dan yang
benar.
4)
Membiasakan diri berani mengakui kesalahan
dan membenarkan yang benar
5)
Menghormati orang tua, guru dan pemimpin.
4.
Darma keempat: Patuh dan suka
bermusyawarah.
a. Pengertian
1)
Patuh berarti setia dan bersedia melakukan
sesuatu yang sudah disepakati dan ditentukan.
2)
Musyawarah adalah laku utama seorang democrat
yang menghormati pendapat orang lain. Orang yang suka bermusyawarah terhindar
dari sikap yang otoriter dan semau sendiri. Dalam setiap gerak dan tindakan
yang menyangkut orang lain, seorang lain baik dengan orang-orang yang terikat
dalam pekerjaan atau dalam bentuk-bentuk organisasi.
3) Darma
ini adalah tuntunan untuk mengamalkan sila keempat dari Pancasila.
b.
Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
1) Membiasakan
diri untuk menepati janji, mematuhi peraturan yang ditetapkan di gugusdepan dan
mematuhui peraturan di RT/RK, kampung dan desa, sekolah dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2) Misalnya,
setia mengikuti latihan membayar iuran, menaati peraturan lalu llintas dan
lain-lain.
3) Belajar
mendengar pendapat orang, menghargai gagasan orang lain.
4) Membiasakan
untuk merumuskan kesepakatan dengan memperhatikan kepentingan orang banyak
5) Membiasakan
diri untuk bermusyawarah sebelum melaksanakan suatu kegiatan (misalnya akan
berkemah, widyawisata dan lain-lain.
5. Darma kelima: Rela menolong dan tabah
a. Pengertian
1)
Rela atau ikhlas adalah perbuatan yang
dilakukan tanpa memperhitungkan untung dan rugi (tanpa pamrih). Rela menolong
berarti melakukan perbuatan baik untuk kepentingan orang lain yang kurang
mampu. Dengan maksud, agar orang yang ditolong itu dapat menyelesaikan
maksudnya atau kemudian mampu merampungkan masalah serta tantangan yang
dihadapi.
2)
Tabah atau ulet adalah suatu sikap jiwa tahan
uji. Meskipun seseorang mengetahui bahwa menjalankan tugasnya akan menghadapi
kesulitan, tetapi ia tidak mundur dan tidak ragu.
3)
Darma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan
sila kelima dari Pancasila.
b.
Pelaksanaan dalam Hidup sehari-hari
1) Membiasakan
diri cepat menolong kecelakaan tanpa diminta
2) Membantu
menyeberang jalan untuk orang tua, wanita.
3) Memberi
tempat di tempat umum kepada orang tua dan wanita.
4) Membiasakan
secara bertahap untuk mengatasi masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari di
rumah, dan dimasyarakat..
6.
Darma keenam : Rajin, terampil,
dan gembira
a. Pengertian
1)
Rajin
Manusia
dibedakan dengan makhluk hidup yang lain karena ia diciptakan mempunyai akal budi.
Dengan demikian harus mengembangkan diri dengan membaca, menulis, dan belajar,
Dengan perkataan lain, ia menjalani proses kodrati dalam mendidik diri.
Lebih-lebih
lagi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah melejit demikian cepat,
maka menjadi kewajiban kita semua untuk mendorong anak didik (juga orang
dewasa) untuk selalu rajin belajar, selalu berusaha dengan tekun, senantiasa
tetap mengembangkan dirinya, dan selalu tertib melaksanakan tugas.
2)
Terampil
Setiap
manusia haarus berupaya untuk dapat berdiri di atas kaki sendiri. Untuk hal
itu, yang menjadi syarat utama adalah keahlian dan keterampilan serta dapat
mengerjakan suatu tugas dengan cepat dan tepat dengan hasil yang baik.
3)
Gembira
Manusia itu
hidup dan menghidupi dengan mencari jalan bagaimana hidup yang baik. Untuk itu
ia harus bekerja mencari nafkah, dan bersama-sama dengan orang lain ia bekerja
sama.
Banyak
kesulitan, rintangan, dan hambatan yang dihadapi. Dan tantangan ini akan
diatasi dengan dorongan motivasi yang kuat. Suatu upaya untuk mendapat motivasi
ini adalah manusia harus dapat berfikir cerah, berjiwa tenang, dan seimbang.
Hal ini
dapat dicapai bila manusia selalu mencari hal-hal yang positip dan optimistis.
Sikap
positip, optimis ini diperoleh dengan laku yang riang sehingga menimbulkan
suasana gembira. Kegembiraan adalah perasaan senang dan bangga yang menimbulkan
kegiatan dan bahkan rasa keberanian.
4)
Rajin, terampil, dan gembira perlu selalu
diterapkan dalam setiap usaha dan kegiatan.
b. Pelaksanaan
dalam Hidup Sehari-haari
1) Rajin
a)
Biasakan membaca buku yang baik.
b)
Biasakan untuk membuat karya tulis.
c)
Selenggarakan diskusi-diskusi untuk belajar;
mengolah pikiran, mengemukakan pendapat.
d)
Tentukan jadwal harian yang tetap untuk
belajar.
1.
Belajar selama dua jam sehari adalah layak.
e)
Atur kegiatan dengan menyesuaikan dengan
kegiatan di sekolah, di rumah dan Gerakan Pramuka.
f)
Membiasakan untuk menyusun jadwal kegiatan
sehari-hari.
2) Bekerja
a.
Jelaskan bahwa dibalik kesulitan, kegagalan,
dan kekecewaan selalu terdapat hal-hal
yang baik dan berguna.
b.
Biasakan bekerja menurut manfaat dan
disesuaikan dengan kemampuan.
c.
Jangan terlula cepat menegur, mengkertik atau
menyalahkan orang lain.
d.
Hargai dan tonjolkan suatu prestasi kerja.
e.
Berikan beban dan tugas yang terus
berkembang.
f.
Berusaha untuk bekerja dengan rencana.
g.
Bergembiralah dalam tiap usaha.
h.
Selesaikan setiap tugas pekerja, jangan tunda
sampai esok hari.
3) Terampil
a) Pilihlah
suatu jenis kemahiran dan keahlian yang sesuai dengan bakat.
b) Latih
terus-menerus.
c) Jangan
cepat puas setelah selesai mengerjakan sesuatu.
d) Mintalah
tuntunan dari orang yang lebih berpengalaman.
e) Jangan
menolak tugas pekeerjaan apa pun yang diberikan pada Saudara.
Laksanakan
tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
kemampuan yang ada.
7.
Darma ketujuh: Hermat, cermat, dan
bersahaja
a. Pengertian
1) Hemat
a)
Hemat bukan berarti “kikir” tetapi lebih
terarah kepada dapatnya seorang Pramuka melakukan dan mengunakan suatu secara
tepat menurut kegunaannya.
b)
Secara rohaniah, dapat berarti suatu usaha
memerangi hawa nafsu manusia dari keinginan berlebihan yang merugikan diri
sendiri dan orang lain; (uang, mendisiplinkan diri sendiri).
Menghemat
bukan berarti asocial tapi untuk lebih memungkinkan dalam memberi kemungkinan
usaha social ke pihak lain, (luang, tenaga, waktu dan sebagainya) yang lebih
menguntungkan.
c)
Secara material, dapat berarti memanfaatkan
sesuatu (materi) menurut keperluan sehingga usaha tidak berguna dapat dibendung
sehingga dapat berguna bagi dia sendiri dan ornag lain.
2) Cermat
Cermat lebih berarti “ teliti” sikap
laku seorang Pramuka harus senantiasa
teliti baik terhadap dirinya sendiri (introspeksi) maupun yang datangnya dari
laur dirinya sehingga ia senantiasa waspada. Hal ini dapat dilakukan melalui
proses berfikir, menghitung, dan mempertimbangkan segala sesuatu, untuk
berbuat. Seorang Pramuka harus cerdas, terampil
agar ia senantiasa terhindar dari
kekeliruan dan kesalahan. Ia harus
berusaha untuk berbuat sesuatu dengan terencana dan yang bermanfaat.
3) Bersahaja
Hal ini lebih berarti, sederhana
kesederhanaan yang wajar dan tidak berlebih-lebihan sehingga dapat memberi
kemungkinan penggambaran jiwa untuk (penampilan diri) dan menimbulkan kemampuan
untuk hidup dengan apa yang didapat secara halal tanpa merugikan diri sendiri
dan orang lain. Ia harus dapat menyerasikan antara keinginan dan kemampuan,
Bersahaja juga dapat berarti keberanian untuk menyatakan sesuatu yang
sebenarnya.
b. Pelaksanaan
dalam Hidup Sehari-hari
1)
Menggunakan waktu dengan tepat ke sekolah,
tidur, makan, latihan dan sebagainya.
2)
Tidak ceroboh.
3)
Bertindak dengan teliti pada waktu yang
tepat agar ia tidak dirusakkan oleh
keinginan jahat dari luar.
4)
Sadar akan dirinya sebagai suatu pribadi.
5)
Berpakaian yang sederhana tanpa perhiasan
yang berlebihan-lebihan
6)
Meneliti dahulu sebelum berbuat sesuatu agar
terjadi ketepatan di dalam pelaksanaannya.
7)
Penggunaan listrik (siang hari dimatikan).
8)
Pengguna air tidak terbuang percuma.
9)
Memeriksa pekerjaan sebelum diserahkan kepada
Pembina.
10) Menggunakan
uang jajan dengan hemat.
11) Membiasakan
anak belanja kewarung dan pasar dengan teratur.
12) Memberi
anak tanggung jawab untuk tugas di rumah dan lain-lain.
13) Membiasakan
untuk menabung
14) Bekerja
berdasarkan manfaat dan rencana
8. Darma kedelapan: Disiplin,
berani dan Setia
a. Pengertian
1)
Disiplin dalam pengertian yang luas berarti
patuh dan mengikuti pemimpin dan atau ketentuan dan peraturan.
2)
Dalam pengertian yang lebih khusus, disiplin
berarti mengekang dan mengendalikan diri.
3)
Berani adalah suatu sikap mental untuk
bersedia menghadapi dan mengatasi suatu masalah dan tantangan.
4)
Setia berarti tetap pada suatu pendirian dan
ketentuan.
5)
Dengan demikian, maka berdisiplin tidak
secara membabi buta melaksanakan perintah, ketentuan dan peraturan, sebagai
manusia ciptaan Tuhan, seseorang harus
berani berbuat berdasarkan pertimbangan dan nilai yang lebih tinggi.
b. Pelaksanaan
dalam Hidup Sehari-hari
1) Berusaha
untuk mengendalikan dan mengatur diri
(self disiplin).
2) Mentaati
peraturan.
3) Menjalani
ajaran dari ibadah agama,
4) Belajar
untuk menilai kenyataan, bukti dan kebenaran suatu keterangan (informasi).
5) Patuh
dengan pertimbangan dan keyakinan.
9. Darma kesembilan: Bertanggungjawab dan dapat dipercaya,
a. Pengertian dan Pelaksanaan dalan Hidup
sehari-hari.
Yang dimaksud dengan bertanggungjawab
ialah:
Pramuka itu
bertanggungjawab atas segala sesuatu yang diperbuat baik atas perintah maupun
tidak, terutama secara pribadi bertanggungjawab terhadap Negara, bangsa,
masyarakat dan keluarga misalnya :
a. Segala
sesuatu yang diperintahkan kepadanya, harus dilakukan dengan penuh rasa
tanggungjawab.
b. Segala
sesuatu yang dilakukan atas kehendak sendiri dilakukan dengan penuh rasa tanggungjawab.
c. Pramuka
harus berani bertanggungjawab atas suatu tindakan yang diambil, di luar
perintah yang diberikan kepadanya karena perintah tersebut tidak dapat atau
sulit dilaksanakannya,
d. Seorang
Pramuka tidak akan mengelakkan suatu tanggungjawab dengan suatu alasan yang
dicari-cari,
Tujuannya
adalah mendidik dan memasukkan suatu tanggungjawab yang besar kepadanya.
1)
Yang dimaksud dengan dapat dipercaya ialah:
Pramuka itu dapat dipercaya, baik perkataannya maupun perbuatannya.
Misalnya:
a) Dapat
dipercaya itu berarti juga jujur, yaitu jujur terhadap diri sendiri, terhadap
anak didik dan terhadap orang lain terutama yang menyangkut uang, materi dan
lain-lain.
b) Pramuka
dapat dipercaya atas kata-katannya, perbuatannya dan lain sebagainya, apa yang
dikatakannya tidaklah suatu karangan yang dibuat-buat.
c) Apabila
ia ditugaskan untuk melaksanakan sesuatu, maka ia dapat dipercaya bahwa ia
pasti akan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
d) Dalam
kehidupan sehari-hari dimana dan kapan pun juga Pramuka dapat dipercaya bahwa
ia tidak akan berbuat sesuatu yang tidak baik, meskipun tidak ada orang yang
tahu atau yang mengawasinya.
e) Selalu
menepati waktu yang sudah ditentukan,
Tujuan
adalah mendidik Pramuka menjadi oarnag yang jujur dan yang dapat dipercaya akan
segalati ngkah lakunya.
10. Darma kesepuluh : Suci dalam pikiran Perkataan dan perbuatan
a. Pengertian
1)
Seorang Pramuka dikatakan
matang jiwanya, bila Pramuka itu dalam setiap tingkah lakunya sudah
mengambarkan laku yang suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
2)
Suci dalam pikiran berati
bahwa Pramuka tersebut selalu melihat dan memikirkan sesuatu itu pada segi
baiknya atau ada hikmahnya dan tidak terlintas sama sekali pemikiran ke arah
yang tidak baik.
3)
Suci dalam perkataan setiap
apa yang telah dikatakan itu benar, jujur seerta dapat dipercaya dengan tidak
menyinggung perasaan oeng lain.
4)
Suci dalam peerbuatan
sebagai akibat dari pikiran dan perkataan yang suci, maka Pramuka itu harus
sanggup dan mampu berbuat yang baik dan benar untuk kepentingan Negara, bangsa,
agama dan keluarga.
5)
Dengan selalu melakukan
pikiran, perkataan dan perbuatan yang suci akan menimbulkan pengertian dan
kesadaran menurut suratan jiwa Pramuka sehingga Pramuka itu menemukan dirinya
sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka Antaranya: “…. Menjadi manusia yang
berkepribadian dan berwatak luhur, tinggi metal-moral budi pekerati dan kuat
keyakinan beragamanya…”
b. Pelaksanaan
dalam Hidup Sehari-hari
1)
Seorang Pramuka selalu menyumbangkan
pikirannya yang baik, tidak berprasangka, dan tidak boleh mempunyai sikap-sikap
yang tercela dan selalu menghargai pemikiran-pemikiran orang lain. Sehingga
timbul saling harga menghargai sesama manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
2)
Seorang Pramuka akan selalu berhati-hati dan
berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan diri
terhadap ucapannya, dan
menjauhkan diri dari perkataan-perkataan yang tidak pantas dan menimbulkan
ketidak percaayaan orang lain.
3)
Seorang Pramuka akan menjadi contoh pribadi
dalam segala tingkah lakunya dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang jelek yang
terdapat dalam kehidupan masyarakat.
4)
Setiap Pramuka mempunyai pegangan hidup yaitu
agama, jelas di sini bahwa Pramuka itu beragama bukan hanya dalam pikiran dan
perkataan belaka, tetapi keberagamaan Pramuka tercermin pula dalam perbuatan
yang nyata.
5)
Usaha agar Pramuka itu satu dalam kata dan
perbuatannya.